Quality Assurance ( QA ) sebagian besar ditafsirkan sebagai bentuk aktivitas untuk menjamin dan menjaga konsistensi kualitas suatu produk atau jasa sesuai standard yang ditetapkan.
Quality Assurance telah menjadi pendukung penting dalam sebuah bisnis produk atau jasa yang menganggap kualitas sebagai marwah penentu harga jual. Secara sederhana tentunya kita dengan mudah membedakan harga barang dengan label SNI atau ISO 9001 dengan barang tanpa sertifikasi mutu apapun. Konsumen pun sudah semakin cerdas memilih, bahwa murah itu bukan saat membeli barang, tetapi terkait juga dengan life time-nya. Percuma murah kalau baru sebulan sudah rusak, tidak masalah lebih mahal sedikit tapi bisa awet sampai setahun, begitu analisis sederhana dari para konsumen cerdas.
Namun tidak sedikit para konsumen yang mengeluhkan konsistensi kualitas suatu produk. Saat pembelian pertama mereka puas, tetapi menjadi kecewa ketika pembelian berikutnya terhadap produk yang sama. Disinilah pentingnya aktivitas Quality Assurance yang harus dilakukan secara kontinyu dan efektif.
Efektivitas Quality Assurance ditentukan oleh kualitas assesor, parameter assessment, dan metode sampling yang diterapkan. Assesor yang bersih, jujur, dan independent akan lebih objektif menilai kualitas final product yang dihasilkan. Tentunya skill, knowledge, dan kesejahteraan Assesor harus mendapatkan perhatian serius. Seorang assesor yang profesional-pun bisa tergoda untuk tidak objektif menilai ketika kesejahteraannya masih rendah. Pemilihan parameter assessment harus tepat, fokus pada titik kritis kualitas suatu product. Misalnya sebuah sepatu, titik kritis kualitasnya adalah sol mudah lepas lem-nya, parameter kekuatan lem harus mendapat perhatian utama. Salah dalam menentukan parameter assessment menyebabkan perspektif kualitas suatu produk menjadi bias. Parameter assessment juga sebaiknya dinamis, selalu terbuka terhadap masukan dari para konsumen.
Metode sampling umum digunakan dalam proses Quality Assurance, sebab metode sensus membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih besar. Metode sampling yang efektif adalah bahwa sample terpilih harus representative, atau bisa mewakili populasi produk yang diambil sampel-nya. Lolosnya produk defect yang tidak terambil sebagai sampel adalah titik kritis yang juga perlu diperhatikan. Terkadang Intensitas sampling harus ditingkatkan, atau ada policy untuk tetap bisa menilai produk diluar sampel. Random sampling memang bersifat acak, tetapi tidak boleh juga acak-acakan, sehingga dikenal istilah systematic sampling with random start.
Quality Assurance berbeda dengan Quality Control yang terbatas lingkupnya hanya pada proses assessment saja. Lebih luas lagi, Quality Assurance juga menyusun prosedur dan standardisasi kualitas produk atau jasa. Fungsi koordinasi lintas bagian dan negosiasi dengan Team teknis produksi juga menjadi bagian keja dari Quality Assurance.
Sebuah perusahaan yang menganggap Quality Assurance bukan hal yang penting berarti tidak memperdulikan kualitas. Jika kualitas tidak lagi menjadi hal yang penting, maka level bisnisnya juga menjadi kurang diperhitungkan dalam kancah persaingan pasar global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar